Ketua LAPAAN RI Jateng Desak DPUPR Sukoharjo dan BBWS-BS Bongkar Bangunan di Sempadan Kali Jenes Pabelan

Kali Jenes Pabelan menyempit terdesak bangunan, Pemkab Sukoharjo diminta turun tangan. Berdirinya deretan bangunan yang membuat Kali Jenes menyempit itu dikeluhkan berpotensi memicu banjir di pemukiman warga sekitarnya

DAERAH, HEADLINENEWS135 Dilihat

SUKOHARJO, BELANEGARANEWS.ID || Banjir di sejumlah lokasi Solo dan sekitarnya, salah satu penyebabnya adalah penyempitan kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS). Hal itu terjadi akibat bantaran sungai yang mestinya untuk menjaga ekosistem kelancaran aliran air, telah digunakan untuk mendirikan bangunan semipermanen dan permanen. Penyempitan DAS tersebut juga terjadi di bantaran Sungai Jenes mulai dari depan RS Ortopedi hingga di traffic light Pasar Sidodadi atau yang dikenal sebagai Pasar Kleco, Laweyan, Solo.

Curah hujan yang tinggi mengakibatkan sejumlah sungai di sekitar Kota Solo meluap, salah satunya Kali Jenes yang melintas di Kartasura Sukoharjo hingga Kota Solo, menuju Sungai Bengawan Solo.

Deretan  bangunan permanen berdiri di sempadan Kali Jenes, di Mendungan, Desa Pabelan, Kartasura yang ditengarai hal itu membuat sempadan sungai menyempit. Bahkan diantara bangunan itu, ada yang menjorok diatas aliran sungai, bahkan juga ada jembatan melintang diatasnya, dimana Informasinya, jembatan itu milik salah satu yayasan pendidikan.

BACA JUGA :  LAPAAN RI Menilai Inspektorat Lamban Tangani Polemik Pasar Ikan Balekambang

Ketua Umum Lembaga Penyelamat Aset dan Anggaran Belanja Negara (LAPAAN) RI, DR BRM Kusuma Putra, SH., MH mengungkapkan pihaknya cukup prihatin dengan adanya pembiaran dugaan pelanggaran tersebut. Sebab berdirinya bangunan permanen yang berdiri kokoh dengan jarak rapat itu, berpotensi memicu bencana banjir akibat penyempitan sungai. Bangunan-bangunan tersebut juga banyak yang digunakan untuk kepentingan komersial.

“Penyempitan Kali Jenes ini berdampak besar, tidak hanya di wilayah Sukoharjo saja, tapi juga wilayah Kota Solo karena letaknya yang bersebelahan. Ketika hujan deras ditambah dengan kiriman air hujan dari Boyolali, wilayah Kecamatan Laweyan, Solo juga akan menanggung banjir yang terjadi,” tegasnya.

BACA JUGA :  Tradisi Nyadran Menjelang Ramadhan Menurut Pendapat Ketua Dewan Pemerhati Dan Penyelamat Seni Budaya Indonesia ( DPPSBI )
5297341988

“Deretan bangunan ruko itu kalau tidak salah juga berdiri diatas tanah PT. KAI karena dulu disana ada rel kereta api dari Puwosari Solo sampai Kartasura Sukoharjo. Infonya sekarang tanah itu bersertifikat, nah pertanyaannya kok bisa BPN menerbitkan sertifikatnya,” ungkap Kusuma, Selasa (7/3/2023)

Menyinggung adanya jembatan penghubung bangunan pribadi diatas sungai, Kusuma  menilai jika merujuk Peraturan yamg ada, mendirikan bangunan di atas saluran air untuk kepentingan ekonomi jelas tidak diperbolehkan.

banner 336x280

Eksplorasi konten lain dari Bela Negara News

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Komentar

JANGAN LEWATKAN